Senin, 23 April 2012

0

Hantu Tajir dan Kere part II





Beberapa bulan kemudian…

Aku mendapat tawaran kerja disalah satu Radio di Cirebon. Kantornya terasa familier buatku. Kesan mistikpun tak pernah trelintas dipikranku. Tapi malam itu…saat aku kebagian jadwal on air malam, Aku menemukan lagi makhluk sejenis ‘Nia’, bentuk fisiknya hampir sama dengan saat pertama kali aku bertemu ‘Nia’, Baju putih panjang, Rambut acak-acakan, bau anyir khas darah segar juga bercak-bercak darah dari luka yang menganga di sekujur tubuhnya. Bulu kudukku meremang ketika mlihatnya, lutuku lemah tak kuat lagi untuk beranjak meninggalkan ruangan siaran. Aku hanya bisa diam terpaku, apalagi saat kemunculannya aku sedang on air opening, terang saja aku jadi lupa  kata-kata sapaan khas radio tersebut yang biasa aku ucapkan untuk sobat pendengar ketika acara baru dimulai. Tapi, Hantu itu tak berniat jahat padaku, malah dia mengingatkan kata-kata yang harsnya aku ucapkan di depan mixer itu. Aku langsung mengikuti kata-katanya. Suaranya terdengar lirh, sedih dan misterius. Setelah menyelesaikan openingnya. Aku langsung  memutar lagu pertama dan beberapa spot iklan untuk memperlama waktu agar aku bisa kenalan dengannya. Hal yang sama aku tanyakan padanya seerti pada saat aku bertemu ‘Nia’, “ Tampilan kamu serem banget, Kamu tinggal disini? Kalu besok-besok  ketemu aku lagi jangan begini ya kostumnya..”. Yang anehnya ngga seperti ‘Nia yang menjawab dengan nada happy, hantu yang satu ini malah menangis, “Ya aku tingal diruangan ini, sudah lama aku memperhatikan kamu kalau lagi siaran dan aku selalu ada disini, untuk mendengarkan.  Tapi baru kali ini aku beranikan diri untuk menampakkan diriku yang sebenarnya sama kamu. Tapi, kenapa kamu berkata begitu tentang wujud asliku?” katanya sambil terisak. Aku membalas perkataannya, “ Aku ngga bermaksud buat kamu nangis begini, aku Cuma ngga mau kalau setiap kedatangan kamu bikin aku kaget dengan penampilan kamu yang mirip kunti itu..”, tukasku. Dia langsung beranjak dari kursi tempat dia duduk tadi dan berkata dengan nada tinggi, “ Aku ya seperti ini, Aku ya begini!!! Penampilan seperti apa yang kamu mau!!! Aku memang sebangsa makhluk yang kamu sebut tadi, lalu kenapa? Kamu menghina wujudku!!!”. Whoaa aku kaget dia bilang begitu aku langsung menjawab, “Ngga, aku ngga meghina kamu! Aku minta maaf kalau kamu tersinggung, aku ngga begitu banyak mengenal makhluk-makhluk  seperti kamu, dan jenis-jenisnya pun aku ngga tahu, hanya aku pernah bertemu salah satu dari bangsa kamu dan dia setuju untuk merubah penapilannya saat kedua kalinya bertemu aku lagi. Kamu kan tau, aku siaran diruangan ini, jadi aku ngga mau kaget ataupun syok ngeliat kamu yang nanti tiba-tiba nongol didepanku, kayak tadi. Buatku, penampilan kamu ini tidak buruk, sama sekali ngga buruk, tapi ngga lazim dilihat mata manusia. Manusia punya rasa kaget/takut yang spontan kalau ngeliat yang seperti itu, begitupun aku.”. Mendenga jawabanku itu dia malah marah dan berteriak sekeras kerasnya…… Sampai menutup telinga saja masih membuat penging… Kemudian Aku lari keluar ruangan siaran…




0 komentar: