Hantu Tajir dan Kere part II

Aku mendapat tawaran kerja
disalah satu Radio di Cirebon. Kantornya terasa familier buatku. Kesan
mistikpun tak pernah trelintas dipikranku. Tapi malam itu…saat aku kebagian
jadwal on air malam, Aku menemukan lagi makhluk sejenis ‘Nia’, bentuk fisiknya
hampir sama dengan saat pertama kali aku bertemu ‘Nia’, Baju putih panjang,
Rambut acak-acakan, bau anyir khas darah segar juga bercak-bercak darah dari
luka yang menganga di sekujur tubuhnya. Bulu kudukku meremang ketika mlihatnya,
lutuku lemah tak kuat lagi untuk beranjak meninggalkan ruangan siaran. Aku
hanya bisa diam terpaku, apalagi saat kemunculannya aku sedang on air opening,
terang saja aku jadi lupa kata-kata sapaan
khas radio tersebut yang biasa aku ucapkan untuk sobat pendengar ketika acara
baru dimulai. Tapi, Hantu itu tak berniat jahat padaku, malah dia mengingatkan
kata-kata yang harsnya aku ucapkan di depan mixer itu. Aku langsung mengikuti
kata-katanya. Suaranya terdengar lirh, sedih dan misterius. Setelah
menyelesaikan openingnya. Aku langsung memutar
lagu pertama dan beberapa spot iklan untuk memperlama waktu agar aku bisa
kenalan dengannya. Hal yang sama aku tanyakan padanya seerti pada saat aku
bertemu ‘Nia’, “ Tampilan kamu serem banget, Kamu tinggal disini? Kalu
besok-besok ketemu aku lagi jangan
begini ya kostumnya..”. Yang anehnya ngga seperti ‘Nia yang menjawab dengan
nada happy, hantu yang satu ini malah menangis, “Ya aku tingal diruangan ini,
sudah lama aku memperhatikan kamu kalau lagi siaran dan aku selalu ada disini, untuk
mendengarkan. Tapi baru kali ini aku
beranikan diri untuk menampakkan diriku yang sebenarnya sama kamu. Tapi, kenapa
kamu berkata begitu tentang wujud asliku?” katanya sambil terisak. Aku membalas
perkataannya, “ Aku ngga bermaksud buat kamu nangis begini, aku Cuma ngga mau
kalau setiap kedatangan kamu bikin aku kaget dengan penampilan kamu yang mirip
kunti itu..”, tukasku. Dia langsung beranjak dari kursi tempat dia duduk tadi
dan berkata dengan nada tinggi, “ Aku ya seperti ini, Aku ya begini!!!
Penampilan seperti apa yang kamu mau!!! Aku memang sebangsa makhluk yang kamu
sebut tadi, lalu kenapa? Kamu menghina wujudku!!!”. Whoaa aku kaget dia bilang
begitu aku langsung menjawab, “Ngga, aku ngga meghina kamu! Aku minta maaf
kalau kamu tersinggung, aku ngga begitu banyak mengenal makhluk-makhluk seperti kamu, dan jenis-jenisnya pun aku ngga
tahu, hanya aku pernah bertemu salah satu dari bangsa kamu dan dia setuju untuk
merubah penapilannya saat kedua kalinya bertemu aku lagi. Kamu kan tau, aku
siaran diruangan ini, jadi aku ngga mau kaget ataupun syok ngeliat kamu yang
nanti tiba-tiba nongol didepanku, kayak tadi. Buatku, penampilan kamu ini tidak
buruk, sama sekali ngga buruk, tapi ngga lazim dilihat mata manusia. Manusia
punya rasa kaget/takut yang spontan kalau ngeliat yang seperti itu, begitupun
aku.”. Mendenga jawabanku itu dia malah marah dan berteriak sekeras kerasnya……
Sampai menutup telinga saja masih membuat penging… Kemudian Aku lari keluar
ruangan siaran…
0 komentar: